Kamis, 07 Juni 2012

Kerinduan seorang anak


Mendengar suara bapak, laksana aku bisa berhadapan dengannya. Pak, andai aku masih balita, pasti aku tak akan meninggalkan rumah dan hidup bersama ditengah-tengah mama dan bapak. Tapi aku sadar kewajibanku sebagai seorang pelajar yang harus mencari ilmu di kota pelajar. Rindu rasanya aku kepada mereka, tapi apa daya jika jarak memisahkan. Tapi hatiku selalu terpaut pada mereka. Ma, pak, aku selalu menghadirkan kalian dalam tiap do’a dan harapanku.
Satu hal yang kadang aku malu mengungkapkannya, “Aku sayang mamah dan bapak” kata itu yang aku malu mengatakan. Padahal dalam hati ini serasa ingin ungkapkan tapi.... hmmm lagi-lagi egoku yang dinomersatukan. Tapi menurutku, yang terpenting adalah Sikap kita pada mereka.. walau tak mengucap kata tapi perilaku akan selalu membuat mereka bahagia jika kita berakhlak sesuai dengan sopan santun dan ajaran Islam.
Terimakasih mah, pak” kata itu yang ingin selalu aku katakan pada mereka. Jasa dan materi telah tak terhitung yang kalian berikan padaku. Mama mungkin seringkali merendahkan dirinya, tapi bagiku mamah adalah yang nomer satu. Mah, kau selalu memberikanku semangat untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, kau senantiasa melakukan hal-hal yang tak dilakukan orang lain. Mah, aku sangat menyayangimu, didikanmu akan selalu aku ingat dan semoga dapat selalu aku amalkan. Tapi maaf mah, karena aku belum bisa menjadi hafidzah yang mamah harapkan.
Bapak, aku rindu kala kau memanggul diriku diatas pundaknya. Sambil bergurau kau membawaku ke tempat tetangga, hingga aku berteriak supaya diturunkan karena malu. Kala kau membangunkanku untuk shalat shubuh berjama’ah, aku seringkali malas untuk bangun namun dengan kelembutannya, ia pun membopongku hingga musholla. Sungguh bapak selalu begitu baik pada aku, dan semua anaknya. Terimakasih pak...

dituliskan oleh Rizqi Nurjannah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...