Selasa, 09 November 2010

Teruntuk Kakakku...

Usai Sudah Penantianku…..
Kawan, Alhamdulillah masa penantian telah berakhir sudah. Selama 9 bulan lebih ia berada dalam tanggungan orang terdekatku. Kini, ia harus terlahir ke dunia dengan bekal akal dan janji setia pada Yang Kuasa. Penantian memanglah hal yang sangat menyebalkan, tapi aku terkagum karena penantian kakakku tercinta padanya tak menampakkan kekesalan. Walau ia harus menanggung beban orang lain yang belum dikenalnya, namun naluriahnya menjadikannya bahagia.
Akhir Syawal lalu, tepatnya tanggal 25 Syawwal 1431 H yang bertepatan dengan 4 Oktober 2010 menjadi sebuah hari yang sangat berkesan bagiku, baginya dan bagi kakakku. Pagi itu kegiatan kakakku seperti layaknya sedia kala. Kuanggap kakakku adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa, kuanggap ia sebagai orang yang paling tegar menghadapi sebuah persoalan kehidupan karena ia tak suka mengeluh dan selalu berusaha mandiri. Walaupun ia menanggung beban yang tak ringan dalam perutnya, namun ia selalu setia tuk mengantarkan Farisa ke sekolah. Farisa yang selama ini kukenal dengan panggilan akrab Icha adalah buah hatinya yang pertama. Sebenarnya kakakku telah membujuknya agar ia mau mandiri dengan berani berangkat bersama orang lain tapi ia tetap bersikukuh untuk tetap diantarkan oleh ibunda tercinta. Pernah suatu kali aku menanyakan pada kakakku
“mengapa tak diantar ayahnya mba?”
jawabannya pun menunjukkan kesetiaan dan perhatian pada suaminya, “kan dia harus berjualan di pasar. Jika pagi-pagi buta ia tak berangkat pasti pelanggannya berkurang dan kita nggak akan dapat keuntungan”
Yah, memang benar jika kufikirkan. Ia harus mandiri dalam mengurus anak.
Sungguh, pagi itu terasa menyenangkan dan ringan bagiku. Aku yang berada jauh dimata mereka, namun hatiku selalu merasakan kehadiran mereka dalam keseharian. Usai kuliah, tepatnya pukul 9.45 WIB aku menelepon kakakku tuk sekedar mengurangi rindu namun ternyata ia sedang tidak mau diganggu. Oh, mungkin ia sedang sibuk. Aku pun melanjutkan aktifitasku saja sambil mendo’akannya agar ia dapat segera menyudahi masa penantiannya. Lama aku terbawa dalam aktifitasku, tiba-tiba HPku berdering tanda sms masuk. Dengan hati sedikit berdegup karena tak sabar tuk membaca kabar dari kakakku, dan ternyata benar sms itu sangat membahagiakanku; “Qi, adek udah lahir. Perempuan, beratnya 3,5 kg, panjangnya 51 cm”
Aku tersenyum bahagia karena adekku telah bertambah lagi. Karena adek keponakan ada 3 dan kini bertambah 1 menjadi 4. Tak kubayangkan esok jika aku pulang, pasti rumahku ramai dengan tingkah polah mereka.
Ba’da Dzuhur, aku menelponnya kembali. Berharap ia sedang dalam kondisi yang baik. Dan Alhamdulillah benar. Ketika itu, aku penasaran dengan kejadian pagi tadi.
‘Usai mengantar Icha, mba nggak langsung pulang Qi. Karena merasa sedikit tidak enak badan, sepulang dari sekolah Icha, mba langsung ke bidan untuk memeriksakan kandungan. Ternyata nggak masalah kata bidan. Akhirnya mba pulang lagi, namun ketika berada di rumah. Mba merasakan sedikit khawatir kalo melahirkan dirumah. Jadinya, mba menelpon mas Pur yang sedang berjualan untuk mengantarkan mba ke bidan dan ternyata selang beberapa saat mba bisa melahirkan dengan mudah.’
Aku pun tersenyum mendengarnya, “trus mau diberi nama siapa?”
Kakakku pun memberikan hasil keputusan diskusi kami dimasa penantian dulu, akhirnya diputuskan namanya ‘Aulia Zahira Puteri’ yang berarti menjadi penolong dan ia termasuk seorang perempuan yang cantik. Itu makna yang kubuat sendiri, tapi pasti ada maksud yang tak terungkap dari harapan orang tua padanya.
Fikiranku sungguh melayang kemana-mana. Jasadku di Jogja tapi hati dan fikiranku sepertinya tersita ke rumah. Aku rindu pada mereka, aku ingin berkumpul bersama mereka. Namun, syukur fikiran itu dapat segera kutepis karena aku harus menyelesaikan tugas kuliahku. Mungkin, jika aku berada didekat Hira aku akan membisikkan padanya “Selamat datang adekku sayang dalam dunia ini…”
Ku selalu berdo’a padaNya semoga adek-adek keponakanku dapat menjadi dambaan orang tua, yakni dengan menjadi anak yang sholih dan sholihah dan dapat membanggakan keluarga.
Kuucapkan Selamat bagi kakakku tersayang,, mba Nur Isna Hidayati. Kuselalu menyayangimu….
Bantul, 10 Nopember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...