Senin, 30 Januari 2012

HUJAN Yang MEMBAWA Berkah

Lambang Cinta di Musim Hujan
Hujan adalah bukti keMaha Pemurahan Allah SWT. Banyak tumbuhan yang tumbuh subur, disertai dengan bunga dan buah sehingga memberikan kemakmuran bagi alam raya. Selain itu keutamaan lain adalah waktu hujan turun adalah waktu dikabulkannya do’a. Sebagaimana hadits Nabi SAW berikut:
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِى مَرْيَمَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ الزَّمْعِىُّ عَنْ أَبِى حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : « ثِنْتَانِ لاَ تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ : الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا ». قَالَ مُوسَى : وَحَدَّثَنِى رِزْقُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِى حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : وَوَقْتَ الْمَطَرِ.
Artinya:
Al-Hasan bin Ali menceritakan pada kami, ibnu Abi Maryam menceritakan pada kami, Musa bin Ya’kub Az-Za’mi menceritakan pada kami, dari Abi Hazim dari Sahl bin Sa’ad berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ada 2 waktu yang tak akan ditolak atau paling sedikit ditolak yakni do’a setelah adzan (diantara adzan dan iqomah), do’a saat mencekam (bahaya ketakutan) karena saling membunuh,” Musa berkata: dan Rizqi bin Sa’id bin Abdurrahman dari Abi Hazim dari Sahl bin sa’ad dari Nabi SAW bersabda: “dan waktu hujan” (HR. Abu Dawud, Menurut Al-Bani ternmasuk hadits Shohih)
Dengan demikian, Nabi selalu berdo’a ketika hujan. Lalu ada hadits lain yang merinci tentang do’a yang dibaca Nabi ketika mulai mendung, kemudian turun hujan. Adapun haditsnya adalah sebagai berikut:
عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِيءٍ ، أَنَّ عَائِشَةَ - رضي الله عنها - أَخْبَرَتْهُ ، أَنَّ رَسُولَ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم كَانَ إِذَا رَأَى سَحَابًا مُقْبِلاً مِنْ أُفُقٍ مِنَ الآفَاقِ تَرَكَ مَا هُوَ فِيهِ ، وَإِنْ كَانَ فِي صَلاَتِهِ حَتَّى يَسْتَقْبِلَهُ ، فَيَقُولُ : اللهمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أُرْسِلَ بِهِ فَإِنْ أُمْطِرَ قَالَ : اللهمَّ سَيبًا نَافِعًا - مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةَ - وَإِنْ كَشَفَهُ الله ، وَلم يُمْطِرُ حَمِدَ الله عَلَى ذَلِكَ.
رَوَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ.
Artinya:
Dari Syuraikh bin Hani’i, bahwasannya ‘Aisyah ra telah mengkabarkan kepadanya bahwa Rasulullah SAW apabila melihat mega/ awan mendung maka beliau menghadapkan wajahnya kearah mendung itu pergi, dan jika peristiwa tersebut terjadi pada saat Nabi SAW shalat maka beliau menyelesaikan shalatnya dan setelah shalat berdo’a : “Ya allah sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari seburuk-buruk akibat yang terjadi”. Jika telah turun hujan maka beliau berdo’a: “Ya allah semoga hujan ini memberikan manfa’at (2 atau 3 kali)” dan jika tidak jadi hujan maka beliau memuji Allah atas yang demikian itu (bertahmid).
Dari hadits tersebut, maka hendaknya kita dapat mengamalkan kebiasaan nabi tersebut sebagai wujud cinta kita padanya. Ringkasnya begini:
DO’A Ketika Mendung
اللهمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أُرْسِلَ بِهِ
Do’a Ketika Hujan
اللهمَّ سَيبًا نَافِعًا - مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةَ -
Dan jika tidak jadi hujan maka hendaknya Memuji Allah SWT.
Ada lagi yang biasa terjadi pada masa Rasul ketika hujan turun adalah mu’adzin mengucapkan kalimat adzan tidak seperti biasanya. Karena kata yang biasa “hayya ‘alash shalah” diganti dengan “Shallu fi buyutikum” sebagaimana hadits:
أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ قَالَ لِمُؤَذِّنِهِ فِى يَوْمٍ مَطِيرٍ : إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلاَ تَقُلْ حَىِّ عَلَى الصَّلاَةِ قُلْ : صَلُّوا فِى بُيُوتِكُمْ. قَالَ : فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَلِكَ فَقَالَ : قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّى. إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّى كَرِهْتُ أَنْ أُخْرِجَكُمْ فَتَمْشُونَ فِى الطِّينِ وَالْمَطَرِ . رَوَاهُ الْبُخَارِىُّ فِى الصَّحِيحِ عَنْ مُسَدَّدٍ وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ عَلِىِّ بْنِ حُجْرٍ كِلاَهُمَا عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ.
Artinya:
Bahwasannya Ibnu Abbas berkata kepada mu’adzin ketika hari hujan: “Apabila engkau telah katakan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah maka jangan kau katakan Hayya ‘alash- shalah tapi katakan Shallu fii Buyutikum.” Ia berkata: maka seolah-olah manusia mengingkari akan hal demikian. Lalu ia berkata: “sungguh telah mengerjakan ini orang yang dia itu lebih baik dariku”. Sesungguhnya hari jum’at adalah ‘azimah, dan sesungguhnya aku membenci kalian keluar lalu berjalan di atas tanah dan hujan. (HR. Al-Bukhari dalam Ash-Shahih dari Musaddad, HR. Muslim dari Ali bin Hujr. Keduanya adalah hadits dari Ismail bin Ibrahim)
Namun pada masa sekarang ini hadits tersebut kurang populer karena dalam keadaan tidak hujan saja masjid-masjid banyak yang kosong apalagi jika hujan..
Demikianlah tulisan singkat ini, semoga dapat bermanfaat. Mari kita biasakan untuk beramal sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW. Dan mari kita senantiasa perbanyak shalawat.. Allahumma Shalli ‘ala muhammad.
Wallahu a’lam..
Purwokerto, 6 Rabi’ul Awal 1433 H/ 30 Januari 2012 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...